Minggu, 24 Maret 2013

Wawancara Penuh Tantangan (Kusbandiyah Chandrawati)


     Masih menyambung topik sebelumnya tentang teknik wawancara. Kali ini teknik wawancara yang diterapkan dalam bidang psikologi industri organisasi (PIO) dan pendidikan. Wawancara itu, baik disadari ataupun tidak, telah kita lakukan sejak lama untuk kehidupan kita sehari-hari. Bahkan sejak kita masih kecilpun, kita telah melakukan wawancara.
Ingatkah saat kita kecil, kita pernah bertanya pada orang tua kita: “Ma, papa mau kemana?”, kemudian “Ma, papa mau ngapain ke sana?” ataupun “Mama lagi apa?”.
Sepertinya itu hal yang sangat sederhana di dalam kehidupan kita. Tapi apakah Anda menyadarinya bahwa hal kecil seperti itu saja dapat dikatakan sebagai wawancara jika orang yang kita berikan pertanyaan kemudian menjawab dan memberikan informasi kepada kita.
    Wawancara sederhana seperti itu, kemudian dapat dikembangkan menjadi jauh lebih berguna pada beberapa bidang, seperti bidang PIO dan pendidikan. Pada bidang PIO, umumnya teknik wawancara ini akan sangat berguna pada saat merekrut karyawan baru. Ini yang umumnya kita ketahui sebagai interview. Tidak hanya untuk merekrut karyawan baru, namun wawancara juga dapat digunakan saat akan promosi jabatan, menangani karyawan bermasalah, dll.
        Sedangkan untuk bidang pendidikan, yang paling umum kita dengar adalah guru BP yang biasa berurusan dengan siswa bermasalah. Ternyata menjadi guru BP itu gampang-gampang susah. Kesan pertama mengenai guru BP adalah guru yang mengurusi anak-anak bermasalah. Padahal tidak hanya itu saja, tugas guru BP juga memberikan dukungan sosial untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
      Umumnya, jika siswa dipanggil untuk menghadap guru BP, mereka akan berpikir bahwa mereka memiliki masalah yang cukup serius hingga harus bertemu guru BP. Alhasil, siswa akan merasa takut dengan guru BP. Padahal seharusnya guru itu menjadi orang yang disegani/dihormati oleh siswa bukan untuk ditakuti. Jika seorang guru (terutama guru BP) dapat melakukan pendekatan dengan baik terhadap siswanya, tentu akan lebih memudahkan proses belajar-mengajar.
     Saya yakin dengan pendekatan yang tepat dan baik, maka guru dapat dengan mudah melakukan wawancara terhadap siswanya. Guru BP yang telah dapat mendekatkan diri dengan semua siswanya kemudian akan menjadi guru yang mereka percayai untuk menceritakan apa saja masalah yang mereka alami, dengan begitu guru dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Guru terbaik adalah guru yang kemudian dikenang oleh siswanya bukan karena keangkuhannya saat mengajar, melainkan kebaikan dan kedekatan yang telah dibangun di antara mereka.
   Wawancara di bidang pendidikan dan PIO ini dapat dikatakan lebih mudah jika dibandingkan dengan wawancara di bidang klinis. Akan tetapi, untuk bidang pendidikan, jika tidak ada pendekatan yang baik dengan siswa, maka sebaik apapun teknik wawancara yang kita kuasai akan sia-sia juga pada akhirnya. Itulah yang kemudian menjadi tantangan tersendiri di dalam melakukan wawancara.

13 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar