Setelah
kemarin, saya menyimpulkan sedikit banyak tentang wawancara dalam
setting "Klinis Anak dan Dewasa". Kali ini saya akan kembali setidaknya
sama dengan kemarin, yaitu menuliskan pula kesimpulan mengenai wawancara
dalam setting "Industri serta Pendidikan".
Sebuah setting industri, dimana sebuah wawancara mutlak diperlukan
untuk mendapatkan kandidat yang paling baik dari yang terbaik. Di dalam
setting ini, sebuah wawancara ternyata tidak hanya dilakukan ketika awal
penerimaan karyawan baru atau yang biasa disebut "recruitment". Namun
dalam banyak kegiatan, teknik ini juga digunakan oleh perusahaan untuk
mengetahui keadaan dari para pegawainya. Bila tadi disebut-sebut untuk
sebuah recruitment, yang mana hal tersebut ialah makanan sehari-hari
dari seorang HRD. Wawancara juga digunakan untuk menilai kinerja para
pegawai, membuat pengajuan promosi jabatan bagi pegawai, serta untuk
melakukan konseling bagi para pegawai yang memiliki masalah.
Bila sebelumnya dalam setting klinis baik dewasa ataupun anak, sebuah
wawancara mutlak dilakukan oleh seorang praktisi psikologi. Dalam
setting industri ternyata faktanya tidak berkata demikian, rupanya cukup
banyak seseorang yang menjadi HRD ataupun yang melakukan teknik
wawancara bukanlah berasal dari praktisi psikologi. Bahkan mereka tidak
kalah baik dalam menilai seseorang, bila dibandingkan dengan kita yang
nantinya akan menjadi salah satu bagian dari seorang praktisi psikologi.
Kemampuan dan jam terbang yang tidak sebentarlah, yang menjadikan kita
baik seorang praktisi maupun non-praktisi akan sama-sama menjadi handal
dalam melakukan sebuah penilaian.
Kini dalam setting pendidikan, seorang psikolog yang bekerja dalam
setting pendidikan biasanya dikenal sebagai guru BK (bimbingan
konseling). Namun pada nyatanya guru BK ialah berbeda dari seorang
psikolog pendidikan. Guru BK sendiri tidaklah harus dipenuhi dengan
orang-orang yang berlatar belakang psikologi saja, jabatan tersebut
dapat juga diisi oleh orang-orang yang berlatar belakang keguruan.
Namun, bagi "Psikolog Pendidikan" jabatan ini haruslah diisi oleh
orang-orang yang telah mendapatkan gelar psikolog, dan tidak dapat diisi
oleh orang-orang yang berlatar belakang lainnya. Meskipun begitu,
mereka ialah sama-sama seseorang yang bekerja dan mengabdi pada dunia
pendidikan. Mereka sama-sama harus berhadapan dengan para siswa,
melakukan wawancara tatap muka yang tidak hanya dilakukan untuk
menyeleksi mereka ketika menjadi murid baru. Namun, juga membantu siswa
dalam menghadapi masalah yang kelak akan mereka alami. Hanya saja untuk
tingkat-tingkat masalah yang tidak ringan, psikolog pendidikanlah yang
berhak menangani kasus tersebut.
Inti dari semua inti yang ada ialah baik Industri, Pendidikan, ataupun
bidang yang lainnya, sebuah wawancara itu penting. Namun, sebuah
wawancara ternyata tetaplah tidak dapat berdiri sendiri tanpa ditopang
dengan teknik-teknik lainnya. Sebuah teknik observasi yang terkadang
juga di lengkapi dengan sebuah tes, tetap menjadi kawan yang bermanfaat
untuk mendaptkan hasil wawancara yang sesuai dengan harapan kita. Jam
terbang yang tak sebentar dan keinginan untuk selalu mau belajar, juga
termasuk yang menopang kesuksesan kita dalam melakukan teknik wawancara.
11 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar