Jumat, 22 Maret 2013

WATCH OUT! (Catherine Prana)


Perceraian saat ini menjadi hal yang sangat lumrah, bahkan menjadi gaya hidup bagi kalangan-kalangan tertentu. Alasan orang-orang yang bercerai pun beranekaragam.. Mulai dari alasan klise seperti ketidakcocokan, perselingkuhan, dan lain sebagainya. Bisakah perceraian itu dihindari? Jawabannya tergantung kepada individu yang bersangkutan..

Pada tingkat tertentu, sebenarnya perceraian dapat kita hindari.. Untuk kita kaum muda yang masih berpacaran, saatnya membuka mata kita lebar-lebar ketika berhubungan dengan pasangan kita. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa masa pacaran itu buka mata lebar-lebar dehh, nanti kalau sudah menikah, tutup mata rapat-rapat. Artinya apa? Artinya ketika kita masih menjalin hubungan dengan seseorang, kita masih mempunyai kesempatan untuk tindakan pencegahan, tetapi kalau sudah menikah, semua keburukan kejelekan pasangan harus, mau tidak mau diterima.

Dampak perceraian pastinya lebih banyak negatif. Apalagi kaum perempuan, dampak diceraikan itu sangat merugikan dan bahkan bisa membuat depresi. Kaum pria pun banyak yang mengalami kerugian tetapi kebanyakan yang menderita adalah kaum perempuan. Kalau tadi Kak Tasya menjelaskan kurva setelah seseorang bercerai, itu dapat menggambarkan perbedaan laki-laki dan perempuan..

Perempuan setelah perceraian akan mengalami penurunan, bahkan bisa menurun drastis, tetapi kemudian bisa meningkat setelah jangka waktu tertentu. Tetapi kalau pria, kurva awalnya stabil tetapi dalam jangka waktu tertentu baru menurun.. Mengapa wanita pada akhirnya bisa survive, karena wanita lebih memiliki kemampuan untuk bercerita atau sharing dengan orang lain sehingga hal tersebut dapat membantu meringankannya, sedangkan kaum pria, seperti kita tahu, sulit sekali berbagi perasaannya dengan orang lain. Ada beberapa pria yang memang bisa, tetapi hanya sebagian kecil saja.

Saya pernah mendengar hukum ketertarikan dimana seseorang biasanya tertarik pada orang yang berlawanan dari dirinya, entah itu sifat, kepribadian, cara pandang, dan lain-lain.. Semua orang itu diciptakan unik, berbeda satu dengan lainnya.. Perbedaan-perbedaan itu hendaknya bisa dijadikan tolak ukur. Tolak ukur seberapa besar toleransi kita terhadap perbedaan itu.. Jangan memaksakan suatu hubungan yang sudah kita tahu tidak akan berhasil atau mungkin berhasil tapi dengan proses penyiksaan yang luar biasa.. Maknai cinta itu dengan benar sehingga hubungan yang kita jalani menjadi hubungan yang membangun dan positif. Tindakan pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, bukan? :)

14 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar