Pada blog
saya kali ini, saya akan membahas mengenai psikolog industri dengan psikolog
pendidikan. Sebenarnya dalam pengaplikasian teknik wawancara kedua sama saja,
yaitu untuk mengumpulkan informasi-informasi atau data yang lengkap dari
subyek. Tetapi disini saya akan lebih menjabarkan secara spesifik lagi tentang
teknik wawancara antara psikolog industri dengan psikolog pendidikan.
Pertama, saya akan membahas psikolog industri.
Dari presentasi kelompok yang membahas menganai psikolog industri. Saya
mengambil kesimpulan bahwa dalam psikolog industri, mereka mengaplikasikan
teknik wawancara untuk proses recruitment. Psikolog industri juga bertanggung
jawab atas setiap penempatan karyawan baru. Terkadang psikolog industri itu
juga menangani masalah dari karyawan yang kinerjanya menurun. Beberapa karyawan
menceritakan masalah yang mengganggu pekerjaannya. Selain itu terdapat kelompok
yang mewawancari dalam bidang psikolog industri ini ternyata tidak harus
berlatar belakang dari psikologi. Tetapi orang tersebut lebih kepada belajar
secara otodidak. Orang tersebut di perusahaannya sudah lama berada di posisi
staff HRD. Orang tersebut sudah dapat memahami atau lebih mengerti hanya dengan
berdasarkan kepada pengalaman yang sudah lama dipelajarinya. Kembali lagi pada topik
pengaplikasian teknik wawancara dalam bidang industri, di perusahan yang sedang
melakukan recruitment karyawan baru
biasanya meminta calon karyawan mengirimkan CV terlebih dahulu. Setelah memilih
dari potensi CV, biasanya perusahaan memanggil calon karyawan untuk melakukan
wawancara. Selain itu untuk memperkuat bahwa potensi dari karyawan itu
berkualitas, tidak jarang psikolog industri menggunakan alat tes dan melakukan
tes kesehatan pada calon karyawan. Hal tersebut yang digeluti oleh psikolog industri,
lebih tepatnya psikolog industri yang berada diperusahaan untuk menjadikan
perusahaan itu lebih baik lagi yang lebih mengunggulkan karyawan yang memiliki
karyawan yang berkualitas.
Pembahasan yang kedua, saya akan membahas
mengenai psikolog pendidikan. Dalam pembahasan psikolog pendidikan ini yang
dibahas oleh kelompok saya sendiri. Sebenarnya subyek yang saya wawancarai
bukan sebagai psikolog tetapi lebih kepada guru BK. Beliau melakukan teknik
wawancara dengan siswa yang mempunyai masalah. Tetapi beliau lebih memilih
dengan teknik observasi atau mengamati perilaku siswa terlebih dahulu. Selain itu
untuk memperkuat lagi beliau mengumpulkan data dengan menanyakan kepada
orangtua atau temannya. Kemudian beliau mulai mendekati siswa tersebut dan
berbincang-bincang dengan akrab tetapi tetap pada batasannya. Beliau mengatakan
untuk memergoki atau mengupas masalah dari siswa tersebut tidak menggunakkan
kata ‘katanya’ karena hal tersebut lebih terlihat sok tahu atau menebak-nebak
saja. Beliau mencontohkan seperti, “kemarin ibu lihat kamu membawa rokok ya ke sekolah”. Biasanya siswa merasa takut atau cemas
apabila yang namanya dipanggil oleh guru BK, karena konsep dari guru BK menurut
siswa lebih kepada guru yang selalu menghakimi siswa yang bermasalah. Tetapi beliau
lebih mengakrabkan diri pada siswa dan tetap ada batasannya agar siswa dapat
menghormati atau tidak kurang ajar pada guru. Kembali lagi pada pengaplikasian
teknik wawancara beliau menggunakan cara anecdotal
record yaitu saat bertanya kepada siswa atau melihat kejadian pada siswa
tersebut, beliau langsung mencatatnya agar tidak lupa. Maka data-data atau
informasi yang di dapat tersusun dan dapat melihat bagaimana solusi dari
permasalahan yang siswa alami.
Teknik wawancara sangat penting dalam
bidang psikolog anak, psikolog dewasa, psikolog industri dan psikolog
pendidikan bahkan dalam keseharian teknik wawancara sering digunakan. Inti dari
semua bidang pengaplikasian teknik wawancara adalah mengumpulkan data secara
akurat, baik secara langsung (face to
face) atau tidak secara langsung (email/telepon/sms). Namun terdapat
kendala dalam teknik wawancara itu sendiri selain dari waktu yang sulit
disamakan oleh subyek yang ingin di wawancarai, terkadang subyek memberikan
jawaban yang dapat menimbulkan bias. Maka dari itu seorang interviewer harus
peka atau memahami topic yang ingin dibahas dan interviewer harus kreatif dalam
membuat pertanyaan, agar apa yang diharapkan interviwer atau data yang
dibutuhkan lengkap. Demikian pembahasan dari blog saya mengenai pengaplikasian
teknik wawancara dalam bidang psikolog anak, psikolog dewasa, psikolog industri
dan psikolog pendidikan. Semoga dapat bermanfaat dan menambah informasi untuk
pembaca.
12 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar