Pernahkah Anda mendengar
atau membaca mengenai profesi school
psychologist dan educational psychologist di sekolah? Apa bedanya dengan
guru BK (bimbingan konseling)? Mengapa ada perbedaan nama diantara ketiga
profesi ini kalau bidang mereka sebenarnya sama? Awalnya ketiga profesi
tersebut juga telah menjadi homework saya
beberapa bulan terakhir dan saya
tidak menemukan jawabannya. Namun dalam kuliah teknik wawancara kemarin, dosen
saya memberikan penjelasan yang sangat jelas mengenai perbedaan antara ketiga
profesi yang serupa tapi tak sama ini.
Pertama, yang paling
sering kita dengar nomor satu adalah guru BK di sekolah. Guru BK (bimbingan
konseling) merupakan sosok guru yang paling disegani siswa. Mengapa? Karena
guru BK di sekolah terkenal sebagai guru yang suka memanggil siswa ke ruangan
BK dan menskors siswa yang membuat ulah. Namun dibalik semua tugas yang terlihat,
tugas guru BK yang sebenarnya adalah mengenai tugas administrasi sekolah. Administrasi
yang bagaimana? Seperti menyusun laporan akademik sekolah, penyuluhan program
pengembangan diri di sekolah dan lainnya.
Profesi kedua yang mirip
dengan guru BK adalah profesi school
psychologist. Apa itu school
psychologist? School psychologist
adalah seorang psikolog yang memiliki tugas untuk menjadi psikolog disekolah. Tugas
psikolog sekolah adalah untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah tiap-tiap
siswa di sekolah yang sedang mengalami masalah. Siswa yang bermasalah biasanya
akan datang dengan sendirinya ke ruang konseling psikolog sekolah dan
menceritakan masalahnya. Namun tidak sedikit juga yang harus dipanggil masuk ke
dalam ruang konseling. Salah satu keunggulannya, school psychologist dapat menggunakan alat tes psikologi. Mengapa?
Karena individu yang memiliki profesi school
psychologist sudah pasti merupakan lulusan magister psikologi. Dan orang
lain yang diluar gelar ini (M.Psi), tidak dapat sama sekali menjadi school psychologist. Hal ini tentu membedakan
antara school psychologist dan guru
BK. Menjadi seorang guru BK tidak harus memiliki gelar M.Psi, sedangkan school psychologist harus memiliki ijin
yang jelas dan sudah terdaftar. Namun yang perlu diingat bahwa siapa saja, baik
guru BK ataupun School psychologist dapat
melakukan konseling dan wawancara, karena kedua hal tersebut dapat dikuasai
siapa saja, bahkan untuk individu yang tidak menguasai ilmu psikologi.
Yang ketiga adalah profesi
Educational psychologist. Educational
psychologist adalah psikolog yang memiliki tugas mengatur kurikulum di sekolah,
bahkan di negara. Educational psychologist
juga memegang peran penting dalam mengatur kurikulum yang sesuai dan terstandarisasi
untuk semua pelajar Indonesia. Perlu diingat disini arti kata terstandarisasi
bukan berarti menyamaratakan standar di tiap daerah, namun memberikan aturan
yang jelas bagi tiap-tiap daerah untuk dapat mengikuti dan mencapai standar
yang ada.
So, sekarang kita sudah menjadi lebih mengerti
perbedaan ketiga profesi yang terlihat sama namun berbeda ini berkat penjelasan
dari dosen saya yang baik hati :)
11 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar