Saya telah memiliki minat untuk menjadi seorang psiklog klinis, akan
tetapi saya masih belum yakin bidang apa yang akan saya pilih. Apakah
itu anak, remaja atau dewasa. Saya sangat senang sekali melihat
anak-anak kecil yang berlari kesana kemari dan memperhatikan tingkah
lakunya. Akan tetapi saya memiliki sebuah kendala dalam hati bahwa jika
saya harus berkomunikasi dengan anak kecil, saya memiliki kekhawatiran
bahwa sosok tubuh saya yang besar menakuti anak kecil. Bagi anak kecil
yang memiliki beberapa gangguan, saya tertarik untuk mengamatinya dan
memiliki keinginan dalam diri saya untuk menyembuhkan anak kecil
tersebut karena saya merasa kasihan, saya ingin melihat anak kecil yang
memiliki gangguan dapat bermain dan beraktivitas layaknya anak pada
seumur dia.
mari bicara mengenai psikolog dan tehnik wawancara
Ada beberapa tehnik yang biasa digunakan psikolog dalam menilai client.
Tehnik yang sering digunakan adalah observasi dan tehnik wawancara, akan
disini saya akan lebih fokus kepada tehnik wawancara. Wawancara itu
sendiri adalah sebuah sesi tanya-jawab yang dilakukan kepada seseorang
atau lebih, untuk dimintai pendapatnya mengenai suatu hal, yang kemudian
dapat diproses untuk mendapatkan suatu informasi. Dari definisi
wawancara diatas, terlihat bahwa wawancara adalah hal yang mudah untuk
dilakukan, akan tetapi tehnik wawancara itu bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan. Dari yang saya dengar selama perkuliahan, saya memiliki
gambaran bahwa 'jam terbang' wawancara adalah guru terbaik untuk
melatih kita dalam wawancara. Tentu saja selain jam terbang, kita juga
harus memiliki dasar-dasar dalam tehnik wawancara. Selain itu, tidak
mudah bagi seorang interview untuk menggali dalam kliennya jika klien
tersebut bersifat defensif terhadap dirinya sendiri.
bagaimana dengan psikolog yang melakukan wawancara terhadap anak kecil?
Jika seorang psikolog mewawancarai anak kecil, menurut saya, psikolog
tersebut hanya menayakan hal-hal simple, seperti "nama kamu siapa?" atau
"kamu lagi ngapain ya?". Hal yang saya dapati dari presentasi kelompok
klinis anak pada hari senin lalu, yaitu salah satunya adalah untuk
mengetahui apakah anak tersebut berbohong atau tidak. Caranya yaitu
antara lain dengan menyakan pertanyaan yang sama hari ini dan
kemarin. Dari sini, kita dapat melihat konsistensi apakah anak tersebut
mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Jika jawaban anak tersebut sama
dengan jawaban kemarin, maka anak tersebut mengatakan yang sebenarnya.
bagaimana dengan psikolog yang melakukan wawancara terhadap orang dewasa?
Yang paling saya mengerti adalah, jika ada orang dewasa mengetuk pintu
dan masuk untuk bertemu psikolog, maka orang tersebut sedang berada
dalam masalah dan membutuhkan bantuan. "Sudah bagus mereka mau datang",
itu kata-kata yang dikatakan oleh Ibu Henny. Banyak sekali sebenarnya
yang dapat membuat wawan cara dengan orang dewasa menjadi bias, misalnya
faking good, lying, dan berbicara hal-hal yang dibicarakan adalah hal-hal diluar masalah yang harusnya diselesaikan terlebih dahulu.
so, what should we do as an interviewer?
Setelah membaca pernyataan-pernyataan diatas, kita mengetahui bahwa
melakukan wawancara bukanlah hal yang mudah. Yang pastinya, sebagai interviewer kita
harus memiliki kesiapan sebelum melakukan wawancara, dan kita juga
harus memilih kata-kata yang baik untuk dijadikan pertanyaan. Tentu
saja, communication skill kita sangat berperan dalam melakukan
wawancara. Oleh karena itu, marilah kita merefleksikan kedalam diri kita
sendiri dan melihat kekurangan yang ada, agar kelak kita dapat
melakukan tehnik wawancara dengan lebih baik.
28 Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar