Hal utama yang
saya dapatkan setelah melihat presentasi beberapa kelompok adalah
sebelum mewawancarai subjek, kita harus mengetahui latar belakang subjek
lebih terperinci. Hal ini dilakukan agar kita lebih mempunyai gambaran
pekerjaan subjek.
Jika
kita membahas mengenai teknik wawancara itu sendiri, saya membagi tahap
wawancara menjadi pre-wawancara, wawancara dan pasca-wawancara. Ketika
tahap pre-wawancara, tentunya kita harus mempersiapkan apa yang
diperlukan selama wawancara berlangsung. Contohnya adalah mempersiapkan
diri atau awareness, daftar pertanyaan untuk Psikolog muda, kertas, pulpen, atau alat perekam jika dibutuhkan. Pre-wawancara adalah melakukan screening. Screening ini termasuk menanyakan biodata klien sekaligus membina rapport.
Membina rapport kepada klien jelas dibutuhkan sebelum memasuki tahap wawancara. Kita bisa membina rapport
tersebut dengan menanyakan hal-hal yang ringan terlebih dahulu yang
tidak berhubungan dengan gangguan yang dialami oleh klien. Misalnya,
selamat pagi ibu atau bapak, bagaimana tadi perjalannya ke sini? bapak
atau ibu tahu tempat kami dari mana?. Ketika rapport
sudah terjalin, kita bisa menanyakan biodata klien dan gangguan yang di
alami secara garis besar agar kita bisa melakukan diagnosa sementara
terlebih dahulu.
Selanjutnya
adalah memasuki tahap wawancara itu sendiri. Pada tahap ini kita telah
memasuki tugas wawancara yang lebih mendalam dan detail.
Pertanyaan-pertanyaan yang kita ajuin harus luas. Artinya kita bisa
menanyakan apa yang terjadi di masa lalu yang mungkin merupakan akibat
di masa sekarang. Lalu, kejadian-kejadian apa saja yang menganggu klien
yang mungkin bisa merupakan simpton-simpton dari gangguan itu sendiri.
Selain wawancara, kita juga harus melakukan observasi atau psikotes. Hal ini dilakukan untuk menghindari faking good
dari klien atau penderita. Observasi dapat dilakukan ketika sedang
wawancara berlangsung atau observasi ke lapangan, atau bisa dilakukan
kedua-duanya. Observasi ke lapangan maksudnya adalah, kita melihat
langsung bagaimana keadaan rumah, lingkungan atau sekolah yang akan
menambah data kita mengenai klien. Selain itu juga kita bisa mengetahui
apakah data yang kita dapatkan dari wawancara dengan klien sesuai dengan
hasil observasi kita atau tidak. Penggunaan psikotes itu fleksibel,
yang artinya kita boleh menggunakan psikotes sebagai data tambahan kita.
Kita
memasuki tahap terakhir yaitu tahap pasca-wawancara. Tahap
pasca-wawancara menurut saya adalah melakukan diagnosa dan terapi. Jadi
setelah mendapatkan data-data mengenai klien melalui wawancara,
observasi dan atau psikotes, kita dapat melakukan diagnosa gangguan apa
yang sebenarnya dialami oleh klien. Selain itu di tahap ini juga kita
dapat menentukan terapi apa yang cocok dengan gangguan yang dialami oleh
klien.
Wawancara
biasanya dilakukan 1-2 jam per sesi. Teknik wawancara itu sendiri
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan wawancara adalah kita bisa
mendapatkan informasi dengan mudah, praktis dan tidak membutuhkan
banyak modal karena hanya bermodalkan mulut. Sedangkan kekurangan
wawancara adalah tidak semua informasi yang kita dapatkan itu benar,
maka dari itu kita perlu melakukan observasi dan atau psikotes.
Sekian resume teknik wawancara saya mengenai psikologi anak dan dewasa. Terima kasih. 1 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar