Bagi saya, dunia Psikologi adalah ranah pekerjaan yang luas dan
menarik. Seperti topik yang saya bahas sebelumnya mengenai Psikolog
Klinis dan Dewasa, saat ini saya akan membahas kembali dua bidang
Psikologi yang dipakai dalam bidang-bidang yang penting bagi kebutuhan
seseorang maupun kelompok. Hal ini terlihat bahwa psikologi mampu
menjalankan fungsinya tentang bagaimana psikologi dapat memberikan
kontribusi yang lebih bagi dunia secara global baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Profesi di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, adalah bidang
Psikologi yang memberikan konsep mengenai penerapan psikologi dalam
dunia Industri dan organisasi. Hal ini terlihat dari adanya aplikasi
melalui proses penerimaan karyawan, yaitu adanya seleksi agar menemukan
seseorang atau lebih yang siap untuk berkontribusi lebih serta melihat
kesungguhan individu melalui kepribadian maupun kompetensi yang
dimiliki bagi dunia Industri dan organisasi.
Sedangkan, Profesi Psikolog Pendidikan, adalah bidang yang memberikan penerapan psikologi dalam berbagai aspek, yaitu: pemberian program pendidikan, administrasi maupun konseling bagi para guru maupun para murid di sebuah sekolah.
Pada
pembahasan kali ini, saya masih akan tetap mengkaitkan bagaimana bidang
tersebut melakukan atau mengaplikasikan proses wawancara dalam prosedur
yang ditetapkan baik oleh perusahaan maupun tempat pendidikan tertentu.
Dalam perkuliahan teknik wawancara, presentasi dilakukan oeh beberapa
kelompok yang membahas mengenai hasil wawancara mereka mengenai teknik
wawancara bagi para profesi dibagian PIO. bahasan tersebut dimulai
mengenai bagaimana pengertian teknik wawancara oleh profesi di bidang
PIO. Beberapa kelompok presentasi menyampaikan hasil wawancara tersebut
dengan menjelaskan bahwa, pengertian dari wawancara adalah kegiatan
tanya jawab dalam proses penggalian informasi yang bertujuan untuk
merekrut, menyeleksi dan juga bertujuan untuk mengontrol atau memonitori
aktifitas pekerjaan para karyawan atau pekerja dalam sebuah perusahaan.
Biasanya didalam perusahaan, mereka berada di bagian HRD.
Teknik wawancara dapat dikatakan memiliki kelebihan dalam proses
seleksi calon karyawan ataupun monitoring karyawan yang dilakukan oleh
HRD, yaitu dapat mengetahui bagaimana individu terlihat sesuai atau
tidak dengan bidang yang diinginkan perusahaan, serta dapat mengetahui
bagaimana individu dengan kemampuan dan kepribadian secara garis besar
melalui tutur kata. Selain itu juga dapat melakukan Probing, atau mempertanyakan lebih mengenai informasi yang butuh diketahui lebih, kemudian juga dapat menghindari adanya Hallo Effect, yaitu mampu mempersepsikan individu bukan hanya dari penampilannya saja. Namun
proses wawancara ini dilakukan juga bukan semata-mata menjadi proses
yang paling “valid”, melainkan terdapat pula kekurangan dalam proses
wawancara tersebut. Misalnya bila individu tersebut seorang yang pandai
“memanipulasi kata” atau berbohong dalam penggalian informasi pada
proses wawancara.
Dalam
hal ini, terdapat juga bagian penting yang harus diketahui. Bahwa,
seorang HRD yang tidak memiliki “basic” psikologi sekalipun bisa
dikatakan menjadi seorang yang lebih intuitif karena lebih sering
bertemu dan menghadapi pribadi seseorang karena terlatih melalui
pengalaman “interview” pada jabatannya sebagai seorang HRD. Banyak orang
berkata, pengalaman adalah “guru” yang paling berharga. Kalimat yang
sederhana, artinya lebih mempengaruhi seseorang untuk menghargai dan
membuat individu untuk tetap belajar dari setiap waktu dan kesempatan,
serta memiliki pengertian yang positif dan berarti lebih.
Namun
bukan berarti dalam proses-proses yang dilakukan hanya melalui
wawancara saja, melainkan dengan psikotes atau dengan tes kompetensi
bidang-bidang tertentu dan juga dengan observasi (hampir sama dengan
prosedur yang dilakukan para Psikolog Klinis dalam penanganannya).
Sedangkan Psikologi Pendidikan, teknik wawancara memiliki pengertian
untuk mengumpulkan data atau informasi dalam proses aplikasi pekerjaan.
Mungkin disetiap sekolah, seorang Psikolog pendidikan ini memiliki
peran masing-masing yang cukup berbeda. Pada presentasi kelompok
diketahui bahwa terdapat seorang yang bergelut di bidan konseling para
murid/siswa di sebuah program konseling dalam suatu lembaga. Hal ini
berhubungan mengenai penanganan secara klinis terhadap kondisi
psikologis seorang murid/siswa. Wawancara dilakukan untuk menemukan
informasi yang dibutuhkan dalam penanganan masalah-masalah siswa.
Guru Bimbingan Konseling juga menjadi bagian dalam pekerjaan dengan
menangani masalah-masalah yang dialami murid secara psikologis. Kendala
yang dialami dalam proses pemberian informasi dapat digambarkan saat
seorang Guru BK (Bimbingan Konseling) bertemu dengan seorang murid yang
dianggap mengalami masalah, namun tidak mudah untuk menyampaikan pada
guru dan merasa kesulitan untuk bercerita, ataupun memang kurang
membangun citra dirinya di hadapan para murid. Hal ini membuat seorang
Guru BK tersebut harus mengetahui, bagaimana menjadi seorang yang dapat
diterima oleh para murid dengan menjadi guru yang siap melakukan
pendekatan dengan siswa secara positif, tidak memihak dalam bertindak
dengan setiap murid, membuat murid merasa nyaman dan lain sebagainya.
Selain
itu terdapat pula tugas seorang guru BK di salah satu sekolah yang
melakukan seleksi dengan mengaplikasikan teknik wawancara, observasi dan
tes psikologis maupun tes pengetahuan umum dengan beberapa mata
pelajaran untuk mengetahui kompetensi calon siswa. Proses ini dilakukan
secara bertahap dan bertujuan untuk “menyaring” siswa-siswa yang
berkompeten dan sesuai dengan prosedur dalam perencanaan program
pendidikan di sekolah tersebut. 12 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar