Mengapa
banyak orang
mengatakan bahwa menjadi psikolog klinis anak merupakan pekerjaan yang
susah? Mengapa
juga banyak psikolog klinis yang memilih menjadi psikolog klinis dewasa
daripada menjadi
psikolog klinis anak? Beberapa psikolog klinis mengatakan bahwa menjadi
psikolog klinis dewasa merupakan hal yang dapat dibilang mudah karena
tidak harus memberikan energi
yang lebih dan juga tidak perlu menyediakan ruang terapi bermain yang
luas.
Sedangkan menjadi psikolog klinis anak malah merupakan hal yang sulit.
Mengapa? Orang awam
banyak berpandangan menjadi psikolog klinis anak adalah hal yang mudah.
Psikolog klinis anak
hanya tinggal bermain bersama anak tersebut dan menyelesaikan masalah
kecil
yang bahkan tidak sampai kasus bunuh diri. Namun bagi orang-orang yang
mengerti
bagaimana berada dalam dunia psikologi akan menjawab bahwa menjadi
psikolog
klinis anak memiliki berbagai tantangan.
Tantangan yang seperti
apa? Tantangan ini datang dari dua pihak, yaitu dari subjek (anak) dan orang
tua. Terkadang orang tua yang tidak ingin anaknya terlihat buruk di mata orang
lain, akan menutup-nutupi fakta sebenarnya tentang anaknya tersebut. Orang tua
cenderung ingin menampilkan sisi baik dari anaknya dan menutup-nutupi hal
negatif yang dimiliki anaknya. Dengan adanya sikap yang melindungi anak
tersebut, malah membuat susah seorang psikolog untuk menganalisis dan terlebih
memberikan treatment pada sesi
terapi. Ini adalah salah satu faktor yang akan sangat menghambat kemajuan
terapi, sekaligus salah satu tantangan psikolog anak dalam bekerja.
Tantangan yang lain adalah
dari pihak anak sendiri. Dalam menghadapi klien anak memang membutuhkan
kesabaran dan tenaga yang ekstra dari psikolog. Mengapa? Sebagai contoh jika
psikolog anak menghadapi klien anak dengan gangguan ADHD. Anak dengan gangguan
ADHD memiliki karakteristik yang selalu aktif dan tidak dapat diam. Mereka
dengan gangguan ADHD terlihat seperti digerakkan oleh mesin robot yang tidak
kenal lelah. Jika seorang psikolog anak menghadapi klien anak dengan gangguan
ADHD, tentunya saat awal membina rapport psikolog
harus mengikuti kemauan anak itu, kemana anak itu pergi dan dengan segala
permainannya. Semua ini harus dilakukan agar psikolog mampu menjadi teman dan
masuk ke dalam dunia anak tersebut. Langkah selanjutnya jika sudah dekat dan rapport sudah terbina dengan baik,
psikolog dapat mengobservasi dan mulai memberikan treatment. Perlu diingat bahwa walaupun psikolog mengikuti aturan
main anak tersebut (di awal pendekatan) tanpa mengganggunya, psikolog juga
tetap mengontrol apa yang dilakukan anak, sehingga menjauhkan dari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Selain itu, seorang
psikolog anak harus mampu masuk ke dalam dunia anak tersebut dan mampu membuat
anak percaya bahwa psikolog itu adalah orang yang baik untuk menjadi teman.
Melakukan pendekatan pada anak kecil, kelihatannya mudah, namun kenyataannya
tidak seperti yang terlihat. Seorang anak yang belum pernah dan sama sekali
tidak pernah bertemu dengan psikolog, akan menganggap psikolog sebagai orang
asing. Dan sudah pasti juga akan menolak untuk di dekati. Banyak pertanyaan di
benak saya sebelumnya, bagaimana melakukan pendekatan dengan anak kecil? Walau
kelihatannya anak kecil itu manis dan mudah berteman, namun pada kenyataannya
mereka pemilih. Mereka memilih orang yang dianggap secure untuk bermain dan berbagi cerita dengannya. Memilih orang
terdekat yang memang ia sudah kenal sejak lama.
Saat mengikuti kelas
teknik wawancara kemarin, teman saya memberikan presentasi yang sangat baik. Mereka
menjelaskan bagaimana cara psikolog anak melakukan pendekatan dengan klien
anak. Salah satu cara adalah dengan mengikutsertakan orang tuanya terlebih
dahulu pada saat sesi konseling. Jadi selama proses konseling berlangsung, ibu
atau ayah anak tersebut ikut masuk ke dalam ruang konseling. Disana mereka akan
bermain seperti biasa dengan ibunya, dan psikolog akan mulai melakukan
pendekatan dengan berkenalan dengan anak terlebih dahulu. Pada sesi terapi
berikutnya, mungkin psikolog akan mulai ikut bermain dengan anak dan ibunya,
begitu seterusnya sampai anak ini percaya bahwa psikolog ini baik dan ia tidak
takut dibiarkan berdua dengan psikolog tanpa kehadiran ibunya lagi. Mendapatkan
trust seorang anak memang harus
perlahan-lahan dan tidak dapat dipaksakan. Jika psikolog sudah mendapatkan trust dan sudah masuk ke dalam dunia
anak, akan lebih mudah melakukan treatment
kepada anak tersebut. Itu lah beberapa tantangan yang akan kita hadapi jika
kita menjadi seorang psikolog anak.
4 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar