Wawancara, observasi, dan alat tes merupakan tiga hal yang digunakan
psikolog dalam melakukan konseling. Tidak hanya dalam bidang klinis,
dalam bidang pendidikan dan industri / organisasi juga memerlukan ketiga
hal tersebut. Psikolog klinis sendiri terbagi menjadi 2 konsentrasi
utama, yaitu klinis anak dan klinis dewasa.
Pengertian wawancara menurut salah seorang psikolog yang bekerja di
bidang klinis adalah salah satu teknik yang dipakai untuk menggali
informasi dari subyek atau orang yang ingin kita wawancara, yang
dilakukan oleh pewawancara. Psikolog klinis lainnya mengatakan bahwa
wawancara merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan suatu proses tanya
jawab dan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Yang lain juga
mengungkapkan bahwa wawancara adalah alat atau modal utama bagi para
lulusan sarjana psikologi yang harus dikuasai. Secara garis besar dapat
kita simpulkan, wawancara merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menggali suatu informasi, yang melibatkan proses tanya jawab danmemiliki
suatu tujuan, dan merupakan modal utama yang harus dikuasai setiap
lulusan sarjana psikologi.
Kelebihan dari penggunaan wawancara menurut psikolog-psikolog yang bekerja di bidang klinis antara lain:
- Proses lebih cepat dibandngkan dengan teknik lain dalam hal pengumpulan data
- Informasi yang ingin didapat langsung didapatkan saat itu juga
- Dengan melakukan wawancara, kita dapat melihat gerak-gerik tubuh, perubahan emosi, gerakan mata dari interviwee
- Praktis, hanya bermodal mulut, tangan untuk mencatat dan memori untuk mengingat
- Kita dapat menggali informasi ataupun masalahdari klien dengan lebih dalam dibandingkan dengan tes tertuls melalui mimik muka, tinggi rendahnya suara, ataupun gerak tubuh lainnya
Disamping kelebihan-kelebihan diatas, menurut psikolog-psikolog klinis ini, wawancara juga memiliki kekurangan, antara lain:
- Ada beberapa aspek yang tidak muncul ketika digali dengan melakukan wawancara, namun dapat muncul dengan melakukan tes lain.
- Tidak terstrruktur sehingga topik konsultasi dapat "melebar" dan membuat psikolog tidan mendapat informasi yang ingin dicapai sebelumnya.
Pada dasarnya, pengalplikasian teknik wawancara dibidang psikologi
klinis digunakan dalam melakukan konseling ketika ada klien yang datang
untuk dibantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien-klien
tersebut. Namun dalam melakukan pekerjannya, tentu ada kendala-kendala
yang dihadapi oleh psikolog-psikolog ini, misalnya klien yang tertutup
dan tidak mau membuka diri atau kurang kooperatif dalam konseling
berjalan, ataupun klien yang tidak hadir pada sesi terapi yang telah
dijadwalkan sebelumnya. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut seperti
meelakukan wawancara di lain waktu, menggunakan media pendukung lainnya
(seperti boneka dan play dough pada psikolog klinis anak), dan memberikan intervensi pada pertemuan pertama.
6 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar