Jumat, 15 Maret 2013

Ketika Tubuh Berbicara tentang Cinta (Melissa Magdalena)

Rasanya selama ini jika membicarakan tentang cinta selalu dihubungkan dengan hati. Sepertinya hanya hati yang mengerti cinta dan yang mempunyai hak untuk mengatur cinta itu kapan jatuh dan kapan hilang. Namun jika anda mempunyai kesempatan untuk menonton tayang film mengenai penelitian cinta pad kelas Perilaku Seksual Kamis,7 Maret 2013, anda akan menemukan sesuatu yang lain dari hati yang ternyata mempunyai hak pula untuk menentukan cinta.

Apakah sesuatu itu? Ternyata adalah tubuh kita sendiri yang kurang diperhatikan peranannya dalam proses cinta mencintai. Bagian dari tubuh kita seperti mata, hidung, telinga dan otak menyumbang alasan untuk seseorang jatuh cinta atau bahkan hilangnya cinta itu.
Mata sebagai alat untuk melihat, melihat pasangan lalu diproses di otak apakah apa yang kita lihat memberikan sinyal-sinyal cinta. Istilah dari mata turun ke hati rasanya bisa dimengerti pada bagian ini, apa yang kita lihat memengaruhi hati kita.
Lalu hidung, apakah hidung yang mancung memengaruhi rasa cinta kita. Di sini bukan membicarakan tentang bentuk hidung namun tentang fungsi hidung untuk membaui. Manusia mempunyai bau atau wanginya masing-masing secara alami bukan dengan tambahan wangi-wangian. Penelitian menunjukkan bahwa manusia mampu membaui wangi dari pria yang masih ada hubungan darah dengannya dan merasa tidak tertarik dengan wangi tersebut. Hal ini menunjukkan pertahan diri manusia secara alami untuk mencegah incest.


Siapa yang tidak senang mendengar suara yang indah… Namun tidak semua suara yang indah dapat membuat kita jatuh cinta kepada pemilik suara. Manusia mempunyai kesenangan terhadap jenis suara yang berbeda dan membuatnya jatuh cinta. Pada penelitian yang ditayangkan, wanita mempunyai suara yang lebih tinggi pada saat ovulasi dan pria lebih menyukai jenis suara wanita yang lebih tinggi ini.
Indahnya cinta, jatuh cinta dapat dipengaruhi oleh tubuh, lalu bagaimana dengan berakhirnya cinta? Jika berbicara mengenai “sudah tidak merasakan cinta lagi” apakah ini hanya alasan saja? Sebuah penelitian yang dilakukan dengan meneliti bagian otak mengenai letak cinta dapat menyajikan bagaimana cinta itu dapat hilang pada bagian otak. Rasanya cinta memang bisa hilang. Lalu bagaimana caranya agar cinta tidak hilang?
Sesuatu yang indah selalu butuh perawatan untuk tetap menjaga keindahannya dan mengembangkan keindahannya. Jangan takut pada cinta yang dapat hilang, karena cinta dapat dijaga dan dibiarkan terus berkembang dalam diri kita. Maka dari itu marilah belajar untuk mencintai dan menjaga cinta.

13 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar