Hari Kamis lalu, tanggal 7 Maret
2013, kelas Perilaku Seksual diisi dengan menonton film dokumenter yang
berisikan tentang penelitian-penelitian terhadap sex appeal pada manusia. Penelitian yang ada dalam film tersebut
didasari oleh teori bahwa manusia adalah hasil evolusi yang akan terus
berusaha untuk dapat survive dengan melahirkan
generasi baru. Dalam usahanya, manusia akan mencari pasangan terbaik yang dapat
menghasilkan generasi yang juga dapat bertahan dan melahirkan generasi baru
lagi.
Secara evolusi, manusia mencari
pasangan yang memiliki good genes dan
good genes ini dapat dilihat dari
fisik manusia yang memiliki daya tarik seksual tinggi. Secara umum, hasil
penelitian yang ada merefleksikan apa yang telah kita ketahui tentang bagaimana
ciri-ciri orang yang menarik. Dalam hal fisik, pada intinya, proporsi tubuh
yang mendekati Rasio Emas-lah yang dinilai lebih menarik.* Lebih mudahnya, pria
umumnya menilai bahwa wanita yang menarik memiliki pinggang yang kecil dengan
pinggul yang besar atau seperti badan biola dan jam pasir. Namun anehnya, semakin
kecil pinggangnya, maka dinilai semakin menarik. Sedangkan wanita umumnya
menilai pria yang menarik itu memiliki tubuh tinggi tegap, tidak gemuk, dan
tentu lekuk tubuhnya tidak seperti wanita. Wajah yang simetris bagian kanan dan
kirinya juga dinilai menarik, baik untuk pria maupun wanita.
Suara juga menentukan bagaimana
daya tarik seksual seseorang. Semakin rendah atau “dalam” suara pria, maka pria
tersebut dinilai semakin menarik. Menurut wanita, suara yang rendah menimbulkan
kesan kejantanan pada pria pemiliknya. Sedangkan semakin tinggi suara wanita,
maka wanita tersebut dinilai lebih menarik oleh pria sebab suara tinggi
menimbulkan kesan feminim.
Satu hal lagi yang ditemukan juga
memiliki daya tarik seksual: Bau Tubuh atau yang secara ilmiah disebut pheromeones. Menurut penelitian ada bau
tubuh alami tertentu yang menarik bagi pria maupun wanita. Namun saya sendiri
masih belum menemukan ada bau tubuh yang secara personal menarik bagi saya.
Selain hal biologis seperti di
atas, faktor status dan kekayaan juga mempengaruhi penilaian daya tarik
seseorang. Wanita pada khususnya akan lebih meningkatkan penilaian daya tarik
kepada pria yang memiliki status tinggi dan kekayaan berlimpah meskipun secara
fisik kurang menarik. Namun bagi pria, hal tersebut tidak banyak dibahas sebab
mereka lebih mementingkan faktor fisik.
Para peneliti juga mengatakan bahwa
meskipun sudah berpasangan, masing-masing juga memiliki kecenderungan untuk
tertarik dengan yang lain. Inilah yang memicu perselingkuhan.
Begitulah kata para peneliti
berdasarkan hasil penelitian mereka.
But,
in the end, mereka pun mengatakan bahwa semua pada akhirnya bergantung kepada KEPUTUSAN
manusia itu sendiri. Manusia terlahir dengan otak yang lebih dari cukup untuk
dapat memutuskan sendiri siapa yang ingin kita jadikan pasangan hidup.
Keputusan untuk berKOMITMEN juga yang membuat pasangan bertahan seumur hidup.
Kita sebaiknya cepat menyadari
bahwa hal-hal yang terlihat dan tersentuh dari pasangan kita tidak menjamin
kebahagiaan kita dan pasangan. Kita cukup beruntung kalau mendapatkan pasangan
yang ganteng/cantik dan kaya raya. Namun kita akan jauh lebih beruntung bila
mendapatkan pasangan yang mampu menjadikan kita (dan orang-orang di sekitar
kita) menjadi manusia yang lebih baik dan sejahtera secara psikologis, bukan? Well, apapun jawaban dan pilihan kita, it’s all depends on OUR DECISION.
*Rasio Emas (Golden Ratio) adalah teorema matematika
yang kemudian diaplikasikan dalam dunia kesenian. Para ilmuan menetapkan bahwa
ukuran manusia yang ideal akan mengikuti Rasio Emas. Untuk mengetahui lebih
lanjut tentnag teorema Rasio Emas, silahkan mencari di search engine Anda.
13 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar