Minggu, 17 Maret 2013

Interview Outsides the Clinical Setting: Easier or Harder? (Melly Preston)



WAWANCARA. Kalau sebelumnya wawancara telah dibahas dari bidang klinis (dewasa dan anak), sekarang akan dibahas dari bidang yang berbeda, yaitu industri-organisasi (IO) dan pendidikan. Berdasarkan hasil diskusi kelas A Teknik Wawancara, secara garis besar, psikolog di kedua bidang tersebut tidak banyak menangani masalah atau gangguan-gangguan klinis, seperti dalam bidang klinis dewasa dan anak-anak. Kebanyakan psikolog yang memfokuskan dirinya pada bidang IO bekerja di perusahaan-perusahaan untuk bekerja salah satunya dalam Human Resource Development (HRD). Sedangkan psikolog pendidikan biasanya akan terjun ke sekolah-sekolah untuk bekerja salah satu contohnya sebagai guru Bina Kedisiplinan (BK).

Kebanyakan orang berpikir bahwa wawancara dan pekerjaan di kedua bidang tersebut lebih ringan atau mudah dibandingkan dengan klinis. Mungkin salah satu penyebab orang memiliki pemikiran, anggapan, atau asumsi tersebut adalah karena perbedaan mendasar tentang “apa yang harus dihadapi” oleh psikolog dari masing-masing bidang. Di bidang psikologi klinis, orang datang dengan membawa masalah-masalah pribadi yang ia sendiri masih takut atau ragu untuk diungkapkan kepada sang psikolog. Banyak diantara masalah tersebut tidak pernah dihadapi oleh sang psikolog. Mereka datang dengan harapan bahwa setelah ke psikolog, masalah mereka akan terselesaikan. Oleh karena itu, proses wawancara yang dilakukan berfokus pada masalah dan penanganannya.

Di bidang pendidikan, orang juga datang dengan masalah pribadi namun masalah tersebut biasanya tidak seberat orang-orang yang datang ke psikolog klinis. Banyak diantara masalah tersebut yang berkaitan dengan perilaku bandel, sulit belajar, nilai menurun, bolos sekolah, dan sebagainya. Wawancara yang dilakukan psikolog pendidikan berfokus pada membantu anak sekolah yang memiliki masalah belajar atau masalah pribadi yang dapat mengganggu pembelajaran anak itu sendiri maupun teman-temannya.

Akan tetapi, psikolog pendidikan kadang-kadang agak sulit untuk dipisahkan dari dunia psikolog klinis anak dan remaja sebab klien yang ditangani sama-sama anak dan remaja. Meskipun masalah yang dihadapi tidak seberat klinis dan bahkan seringkali masalahnya umum terjadi pada anak, wawancara secara mendalam harus tetap dilakukan untuk menggali penyebab sebenarnya dari perilaku tersebut. Oleh karena itu, cara wawancara  di pendidikan sedikit banyak sama seperti di klinis, yaitu membuat anak percaya, menggali sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah anak, dan mampu menangani masalah anak.

Di bidang IO, orang datang dengan segala keunggulan yang mereka miliki dan siap untuk diumbar kepada pihak pewawancara. Tujuan kedatangan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah agar diterima kerja (apabila situasinya adalah sedang melamar kerja). Oleh karena itu, proses wawancara akan berfokus untuk menemukan apakah orang yang diwawancarai memenuhi standar kompetensi atau kriteria yang ditentukan oleh perusahaan.

Salah satu yang menjadi kesulitan dalam wawancara bidang IO adalah terkadang harus menghadapi orang yang jauh lebih senior dibanding kita. Mereka mungkin saja justru lebih berpengalaman dan handal dalam berkomunikasi dengan orang lain, sehingga kita merasa didominasi olehnya. Selain itu, terkadang juga ada saja pelamar kerja yang mengancam akan melukai pewawancara jika mereka menolak lamaran kerjanya. Bahkan sampai mengganggu kehidupan pribadi pewawancara setiap harinya. Wawancara di bidang IO juga dilakukan saat ada karyawan yang menghadapi masalah pribadi saat bekerja, sehingga mereka butuh bantuan dari psikolog yang ada di perusahaan tempat ia bekerja. Oleh karena itu, para psikolog IO juga sedikit banyak harus dapat memahami dan masalah-masalah klinis dewasa, membantu mereka dan menentukan apakah karyawan tersebut masih dapat bekerja di perusahaannya.

Dari sedikit gambaran mengenai wawancara di bidang pendidikan dan IO di atas, sebagian orang akan menganggapnya lebih mudah dan sebagian lagi menganggapnya lebih sulit. Apa pun jawaban Anda, tidak ada yang salah sebab bagaimanapun setiap orang memiliki pertimbangannya sendiri. Yang perlu diingat sekali lagi adalah mudah atau sulit itu semua bergantung pada usaha untuk terus berlatih wawancara. Dengan latihan dan jam terbang, suatu hal yang awalnya dianggap sulit akan menjadi mudah, serta menjadikan Anda ahli dalam melakukan wawancara di bidang pilihan Anda.

9 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar