Kemudian, setelah melakukan wawancara terhadap psikolog klinis anak dan
dewasa, kelompok mepresentasikan hasil wawancara mereka. Pada
hakikatnya, dalam melakukan pekerjaan sebagai psikolog, wawancara
merupakan salah satu assessment yang dimiliki psikolog, selain observasi
dan tes-tes.
Dalam melakukan wawancara terhadap klien, baik dewasa maupun anak,
diperlukan hubungan yang baik antara psikolog dan klien yang
bersangkutan. Sebab, jika psikolog dan klien tidak membangun rapport
yang baik, maka klien akan sulit percaya dan mau melakukan wawancara
dengan psikolog secara terbuka.
Apa bedanya melakukan wawancara pada psikolog klinis dewasa dan pada psikolog klinis anak?
Pada klinis dewasa, klien sendiri akan menceritakan masalah-masalahnya
kepada psikolog. Lain dengan anak-anak, mereka biasanya sulit
menceritakan masalahnya dengan seseorang yang baru saja mereka kenal.
Disinilah psikolog harus pintar-pintar "mengambil hati" anak-anak
(klien) agar mau bercerita secara terbuka kepada piskolog.
Pada dasarnya, klinis dewasa dan anak tidak jauh berbeda, mereka harus
membangun rapport dengan klien agar mendapat kepercayaan, sehingga
wawancara dapat berlangsung dengan suasana yang nyaman dan enak.
6 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar